WACANA :
USAHA TERNAK UNGGAS (TELUR & DAGING) AYAM & BEBEK ADALAH USAHA SEPANJANG MASA
Selama manusia doyan makan daging & telur ayam maka usaha beternak ayam & bebek punya prospek bagus. Selama manusia beranak pinak maka kebutuhan daging & telur ayam pasti semakin bertambah banyak. Semakin pendapatan pekerja meningkat maka kebutuhan konsumsi daging & telur ayam akan semakin meningkat. Semakin tinggi kesadaran gizi masyarakat meningkat maka kebutuhan gizi protein daging & telur ayam akan semakin meningkat.
Itulah kenyataan sekarang dan kedepan usaha peternakan unggas ayam & bebek. Jadi kalau kita beternak tidak perlu kuatir pasar. Pasar ada dan semakin besar dan selalu meningkat permintaan. Jadi bagi yang sudah beternak unggas pasti akan selalu berusaha memperbesar kepemilikan usahanya. Bagi pemula juga mudah karena pasar ada dan tersedia dimana mana.
Bagaimana sikap dan tindakan kita sebagai peternak unggas lokal (ayam kampung dan bebek)? Pada saat ini peternak unggas lokal menghadapi tantangan kemampuan teknis budidaya yang masih rendah, cara beternak yang kurang baik, pengetahuan peternak yang masih terbatas, intinya para peternak unggas lokal masih jauh dari kemampuan beternak secara intensip.
Usaha ternak unggas lokal secara keseluruhan (pembibit, peternak, hasil produk dll) jauh ketinggalan dengan unggas ras (ayam ras petelur & ayam ras pedaging) yang sudah sangat jauh lebih maju. Ketinggalan unggas lokal ini kalau diibaratkan ketinggalan zaman sekitar 25 tahun.
Pada saat saya muda tahun 1985, ayam pedaging dipanen umur 45 hari dengan berat 1,7 kg dengan konversi pakan 2,1. (konversi diatas berat panen). Saat ini ayam pedaging dipanen umur 28 hari dengan berat 1,9 kg dengan konversi pakan 1,7. Luar biasa, konversi dibawah berat panen.
Ayam ras petelur mulai bertelur umur 23 minggu, dengan puncak produksi umur 30 ~ 32 minggu, produksi telur 17 kg / ekor per periode, dengan konversi pakan rata-rata 2,4. Pada saat sekarang ayam ras petelur mulai bertelur umur 17 minggu, dengan puncak produksi umur 24~25 minggu, produksi telur 21 kg / ekor / periode, dengan konversi pakan rata-rata 1,9.
Luar biasa hanya dalam kurun waktu 25 tahun.
Luar biasa lompatan kemajuan ternak unggas ras. Lompatan teknologi bibit (baca : genetik) yang luarbiasa dan juga lompatan teknologi pakan. Persaingan yang keras antar pembibit akan membuat pembibit ber-lomba2 menciptakan bibit yang selalu lebih unggul dari pesaing, selalu demikian kalau tidak mau ditinggalkan konsumen. Pabrik pakan juga selalu berlomba menemukan teknologi terbaru (baca : nutrisi) agar kualitas pakan selalu terbaik. Pabrikan semakin pandai, peternak juga semakin pandai. Siapapun yang lambat dan tidak kreatip serta inovatip maka akan ditinggalkan pelanggan.
Usaha ternak unggas selalu menjanjikan. Unggas lokal punya prospek yang sangat bagus. Pasar selalu tersedia dan selalu berkembang. Semua ada, jadi apa yang mesti dilakukan peternak unggas lokal? Belajar belajar dan belajar, periode ini harus lebih baik dari periode kemarin dan seterusnya. Penulis berusaha keras membantu peternak unggas lokal berubah, paradigma lama (yang selalu dengan cara konvessional) harus ditinggalkan dirubah disesuaikan dengan kondisi saat ini (dengan budidaya intensip). Cara pemeliharaan yang tradisional harus dirubah menjadi semi intensip. Dan peternak yang sudah semi intensip sudah harus berubah menjadi sistem intensip.
Bagi siapapun yang punya modal, bagi siapapun yang ingin jadi pemula, siapapun yang ingin berkembang, ternak unggas lokal menjanjikan dengan catatan sistem budidaya harus dilakukan secara lebih baik (intensip).
Selamat masuk dunia unggas lokal (ayam kampung & bebek)!
Kategori:
Ayam Arab, Ayam Kampung Jawa, Ayam Ras, Bebek, Hias, Peluang Usaha, Problematika, Puyuh, Serba Serbi